Ketika Ramadan Berlalu

Bulan suci Ramadan telahpun berlalu dengan tibanya bulan Syawal dimana berjuta-juta penganut Islam dari seluruh dunia menyambut hari raya Aidil Fitri yaitu hari kemenangan karena telah berhasil mengalahkan hawa nafsu selama sebulan penuh. Kepergian bulan Ramadan disambut dengan berbagai cara oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Ada yang menyambutnya dengan menumpahkan segala kemeriahan dan kegembiraan, namun ada pula yang menyambutnya dengan tangisan dan kesedihan dengan satu tanda tanya besar, “Akankah kita dapat bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan pada tahun depan?”


Sebenarnya, disadari atau tidak, kepergian Ramadan adalah satu kehilangan dan kerugian besar bagi kaum muslimin. Betapa tidak, Ramadan selain bulan pelatihan melawan hawa nafsu dan bulan pendidikan ruhiyah serta jasmaniyah bagi individu-individu muslim, ia juga bulan bagi proses melahirkan masyarakat Islam yang indah dan bertamaddun. Di bulan Ramadan, kita dapat lihat kesadaran untuk meningkatkan hubungan dengan Allah (ibadah) terjadi begitu bergairah dikalangan masyarakat Islam. Dimana-mana masjid dan menasah penuh dengan aktifitas shalat berjamaah, shalat-shalat sunat, tadarrus Al-Quran, zikir, dan sebagainya. Begitu juga dengan kesadaran untuk meningkatkan hubungan dengan sesama manusia. Sifat saling tolong-menolong membantu sesama, sedekah, menyantuni anak yatim dan fakir-miskin, menyebar salam dan senyuman, kunjung mengunjung mempererat silaturahmi terjadi begitu mesranya di bulan Ramadan.