Beratus-ratus tahun yang silam sebelum datangnya agama Islam ke Aceh, sebahagian besar rakyat Aceh masih menganut kepercayaan animistik dan dinamistik dan sebahagiannya lagi menganut agama Hindu. Namun demikian, begitu Islam bertapak di Aceh, semua rakyat Aceh dengan serta merta memeluk Islam sebagai agama tunggal. Tidak ada rakyat Aceh yang memilih agama selain Islam.


Satu hal yang menakjubkan, ketika Islam masuk ke Aceh, orang yang mula-mula menerima dinul-Islam adalah dari kalangan raja-raja. Dan hanya dalam masa yang singkat, setelah para raja menerima Islam sebagai din mereka, seluruh rakyat Aceh telah memeluk Islam. Ini mesti diingat oleh seluruh orang Aceh bahwa Allah yang telah membuka pintu hidayah-Nya yang maha luas untuk orang Aceh dari sejak dahulu.

Pengaruh Islam selanjutnya sangat kuat terpatri dalam lubuk hati orang Aceh. Begitu Islam diterima sebagai agamanya, maka seluruh atribut diganti dengan simbol Islam mulai dari nama, gelar, ideologi, dan yang tak luput bahasa pun mulai diganti dengan istilah-istilah islamis. Nama-nama raja Aceh pun berganti dengan nama-nama islami dan gelar raja pun menjadi sultan. Hal yang sama berlaku pada seluruh rakyat Aceh. Sangat nyata di sini pengaruh Islam kepada sanubari orang Aceh.

Aceh pernah berjaya karena Islam. Kejayaan itu bukanlah dirasakan dalam masa yang singkat, tetapi ia telah tertanam selama lebih dari 11 abad lamanya mulai sejak kerajaan Islam pertama yaitu kerajaan Peureulak (abad ke-9) sampai kerajaan Aceh Darussalam (berakhir pada awal abad ke-20). Subhanallah! Sungguh besar rahmat Allah bagi orang Aceh. Karena itu saya sangat percaya bahwa orang Aceh tak dapat dipisahkan dengan Islam dan Islam pun tak dapat dipisahkan dari orang Aceh. Dan jangan coba-coba memisahkan antara orang Aceh dan Islam!

Tulisan saya ini tidaklah bermaksud memuji-muji orang Aceh atau pun membanggakan diri alias takabbur yang dibenci Allah, tetapi lebih bermaksud memberi nasehat dan peringatan bagi saya sendiri dan juga saudara-saudara saya yang lain agar janganlah rahmat yang telah Allah anugerahkan kita abaikan dan kita tinggalkan. Allah telah buktikan bahwa Aceh dapat berjaya hanya dengan Islam. Semua musuh Aceh lari dengan semangat Islam: jihad! Semua kelemahan orang Aceh telah Allah tutupi dengan kebesaran Islam. Kejahilan-kejahilan telah Allah tutup dengan keindahan Islam.

Saya pun teguh mempercayai bahwa orang Aceh dari dulu, sekarang, dan pada masa yang akan datang tidak akan pernah meninggalkan Islam dari kehidupan mereka. Karenanya, saya tak pernah percaya kalau ada orang mengatakan orang Aceh berbuat di luar batas-batas Islam. Yang saya percaya adalah bahwa jauh di lubuk hati yang paling dalam, orang Aceh sekarang sedang merindui Islam kembali tegak dan kukuh berdiri di bumi Serambi Mekkah secara kaffah.

Atas dasar inilah saya mengajak diri saya sendiri dan semua orang Aceh lainnya untuk memurnikan kembali niat jihad fi sabilillah, hidup mulia karena Allah, mati syahid karena Allah. Dan kepada saudara-saudara saya yang telah lama berjuang di jalan Allah, saya mengajak marilah kita selalu memperbaharui niat kita pada setiap waktu dan kesempatan sehingga kita menjadi orang-orang yang dibanggakan Allah Azza wa Jalla.

Wa’fu’anni ya Karim.

Wallahu a’lamu bishshawab.

0 comments